Skip to main content

Legendaris! 3 Jajanan yang Harus Dicoba Saat di Surabaya

                                    Legendaris! 3 Jajanan yang Harus Dicoba Saat di Surabaya

On The News - 31/05/2024, 14:07

Penulis : Reinard De Advento


Surabaya - Memiliki segudang jajanan legendaris yang masih eksis dengan cita rasa yang dapat bersaing. Mampir ke Surabaya, dan tidak melewatkan sederet menu jajanan legendaris. Bertahan 30 tahun lebih, jajanan legendaris ini menjadi pilihan yang memanjakan wisatawan dan warga lokal surabaya. 


Setiap sudut kota Surabaya selalu ada saja jajanan yang menarik dan seru untuk dicoba. Mulai dari yang kekinian hingga yang legendaris bisa dinikmati untuk mengisi perut saat menikmati kota Surabaya. 


Beragam pilihan, dari es coklat, es legen, asinan dan masih banyak lainnya. Kenikmatannya sudah tidak diragukan lagi, hanya dengan satu suapan pertama saja sudah bisa membuat kita untuk segera menghabiskannya. 


Harga yang ditawarkan tidak untuk menguras kantong kita terlalu dalam. Menjadi alternatif setiap keluarga untuk mencicipinya jika bosan dengan makanan-makanan kekinian.


3 tempat pilihan ini sudah menjadi makanan legendaris yang tidak perlu diragukan lagi soal rasa dan kenikmatannya. Dengan latar belakang dan sajian yang berbeda, membuat 3 tempat jajanan legendaris ini memiliki keunikan masing-masing. Tersebar di media sosial belakangan ini, menjadikan alasan lain dalam mencoba dan merasakannya.


  1. Es Coklat Tambah Umur, jajanan yang berada di Jalan Simokerto Surabaya itu telah berdiri 50 tahun yang lalu. Penikmat jajanan legendaris ini menikmatinya dengan segelas es coklat ditemani oleh sepotong roti sobek. Roti dibuka, dicelupkan dalam segelas Es Coklat Tambah Umur. 


Wiwik mengatakan bahwa ia memiliki resep rahasia. Sebagai jajanan legendaris, Es Coklat Tambah Umur selalu konsisten dalam mempertahankan citarasanya. Harga yang dibandrol pun dapat dikatakan konsisten. Satu gelas es coklat, hanya mengeluarkan uang 8 ribu rupiah saja bisa langsung merasakan kenikmatannya. 


  1. Es Legen Cakar Mas, terik panas matahari Surabaya membuat Es Legen Cakar Mas ini jadi alternatif obat dahaga. Terletak di Jalan Sulawesi, Gubeng, Surabaya menjadi posisi strategis bagi penikmat Es Legen Cakar Mas. Graha mengatakan, “suasana yang ramai membuat orang lain penasaran untuk mencobanya”. 


Dengan merogoh kantong Rp 3 ribu saja sudah bisa menikmati legen yang segar ini ditengah panas terik matahari Surabaya. Gorengan dengan harga seribu pun tersedia untuk menemani segelas Es Legen Cakar Mas ini. 


  1. Manisan Kayoon, berdiri sejak tahun 1998 sampai sekarang membuat Manisan Kayoon masih eksis dikalangan pekerja kantoran sekitar Jalan Kayoon. Jajanan pedas serta manis dari segala jenis buah siap tersedia untuk mengisi perut orang-orang. Warga lokal hingga luar kota pernah mampir ke Manisan Kayoon ini. Uniknya, Manisan Kayoon pernah menjadi pilihan buah tangan keluarga sampai di luar negeri, Dubai. 


Dani mengatakan, “ditelateni aja, sedikit demi sedikit namun tetap ditelateni”. Dani mempercayakan bahwa manisan yang menjadi favorit pelanggan adalah mangga basah dan mangga kering dengan harga per ons nya Rp 8 ribu rupiah. 


Comments

Popular posts from this blog

Terbengkalainya 3 Mall di Surabaya

Surabaya - Beberapa pusat perbelanjaan di Surabaya, yang dulunya menjadi destinasi favorit masyarakat, kini tampak sepi pengunjung. Surabaya Town Square, Marvel City Mall, dan Lenmarc Mall adalah beberapa contoh mal yang kini mengalami penurunan jumlah pengunjung yang signifikan. Surabaya Town Square, atau yang dikenal dengan sebutan Sutos, pernah menjadi mal paling hits di kalangan anak muda Surabaya. Namun, seiring berjalannya waktu, mal ini mulai ditinggalkan oleh pengunjungnya. Kondisi ini menyebabkan sejumlah tenant memilih untuk menutup usahanya, sehingga menambah kesan sepi di dalam mal tersebut. Pasangan Grace Lauren dan David James, yang rutin berkunjung ke Sutos, mengungkapkan bahwa mereka ke Sutos seminggu dua kali hanya untuk jogging memanfaatkan jogging track yang ada. “Kami ke Sutos seminggu dua kali hanya untuk jogging. Mungkin fasilitasnya bisa diperluas, jogging track-nya dibuat lebih baik lagi, dan tempat ganti juga perlu diperbaiki,” ujar Grace. Marvel City Mall, yan...

Bank Sampah Induk Surabaya Mengajak Warga dan Anak Sekolah untuk Peduli Lingkungan dan Mengubah Sampah Menjadi Rupiah.

Surabaya, On The News – Bank Sampah Induk Surabaya, kembali mengajak warga dan anak sekolah untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Program menabung sampah yang dapat ditukarkan rupiah ini merupakan solusi bagi warga Surabaya. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik, serta memberikan manfaat ekonomi bagi warga.      Dalam kegiatan menabung sampah, Bank Sampah Induk Surabaya bekerja sama dengan berbagai sekolah dan komunitas di Surabaya untuk melakukan sosialisasi mengenai pentingnya memilah sampah sejak dari rumah. Melalui program ini, warga diajak untuk membawa sampah yang sudah dipilah ke bank sampah untuk ditimbang dan dinilai. Sampah yang memiliki nilai ekonomi, seperti kertas, plastik, dan logam, dapat ditukarkan dengan sejumlah uang.      Antusiasme warga dan siswa sekolah terhadap program ini terlihat dari banyaknya partisipan yang hadir dan membawa sampah untuk ditukarkan. Sa...
  Kisah Edi Riyanto, Polisi Cepek Kostum Bola : Berawal dari hobi berubah jadi inovasi Keisya Natalia Putri Senda - Sabtu, 15 Juni 2024 | 10:36  One The News, Surabaya - Edi Riyanto seorang polisi cepek berpenampilan unik dan nyentrik kerap menampilkan dirinya di depan Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Sutomo Surabaya dengan menggunakan atribut layaknya pemain sepak bola yang digunakan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Julukan polisi cepek ini sendiri diartikan sebagai orang yang membantu orang maupun kendaraan untuk menyebrang jalan dan menertibkan kendaraan saat terjadi kepadatan. Diketahui Edi Riyanto telah menekuni pekerjaannya sebagai polisi cepek sejak tahun 2010 saat musim piala dunia.  Kala itu, Edi Riyanto yang masih bekerja sebagai seorang buruh pabrik mengaku dirinya terinspirasi setelah melihat tayangan sepak bola di musim piala dunia. Kemudian Edi memutuskan untuk berhenti bekerja menjadi buruh pabrik dan beralih menjadi polisi cepek. Dari situ, Edi mulai me...