Skip to main content

Harapan Kehidupan dari Sebuah Koran

Harapan kehidupan dari sebuah koran
On The News – 31/05/2024, 09:41
Penulis : Hindarko Gondo Widjaja

SURABAYA, On The News - Di bawah terik matahari dengan cuaca panas di Jalanan Kota Surabaya, ada seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Namanya Mamat,seorang penjual koran berusia 35 tahun. Takdir memberinya tubuh yang berbeda, tapi semangatnya tak pernah pudar.

Mamat, dengan senyumnya yang tulus dan tekad hidup yang bulat, setiap hari di balik tatapan matanya yang teduh, tersembunyi sejuta kisah perjuangan. Banyak keluh kesah yang harus ia lewati, hanya kesabaran yang menuntun setiap langkahnya.

Karena keluarganya bukan dari keluarga yang mampu, Mamat harus pasrah menerima keadaan ayahnya meninggal sejak ia masih kecil, sedangkan ibunya hanyalah tukang pijat. Setiap lembar koran yang terjual adalah bukti keteguhan hati, perjuangan untuk ibunda tercinta yang saat ini terbaring lemah melawan sakit.

Untuk membantu ekonomi keluarga, Mamat bekerja sebagai penjual koran di jalan kertajaya Surabaya, padahal keterbatasan fisiknya menjual koran bukanlah hal yang mudah apalagi jarak dari rumah menuju tempat ia bekerja cukup jauh. Namun Mamat tetap bersemangat demi mendapatkan imbalan sebesar Rp 30.000 – 50.000 untuk sehari menjual koran.

Mamat mulai berjualan koran eceran sejak tahun 2010 dan sehari – hari ia bekerja pada pukul 14.00 WIB - 19.00 WIB. Penghasilan dari jualan koran eceran digunakan untuk membiayai kehidupan sehari - hari Mamat bersama ibu kandungya.

" saat ini kondisi saya tidak memiliki penghasilan yang cukup terutama untuk biaya makan, biaya listrik, biaya air, biaya untuk makanan peliharaan burung, ayam, bebek dan memperbaiki handphone saya yang rusak, oleh karena itu saya berusaha bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga saya" ujar Mamat.

Selama jual koran eceran, nasib Mamat tak selalu mujur. banyak perempuan yang memberi gombalan cinta demi mendapatkan uang. keterbatasanya dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

" memang betul saya sering ditipu oleh perempuan, awalnya saya diberi gombalan sayang akan tetapi perempuannya tiba - tiba minta uang kepada saya lalu saya memberikannya sebagai rasa kasih sayang juga" ujar Mamat.

“ ya begitu mas, saya melihat diri saya aja compang camping gini, saya juga nggak ganteng-ganteng juga, mau cari cewek ya saya harus cari cewek yang bisa menerima keadaan saya dan mengasuh ibu saya, ujar Mamat

Namun, Mamat mengaku sudah mengikhlaskan uang yang diberikan kepada perempuan yang tak bertanggung jawab itu. Dan Mamat menganggap hal itu merupakan tabungan sebagai amal kebaikan.

Mamat selalu bercerita bahwa dirinya memiliki sebuah keinginan untuk memiliki usaha warung, serta berharap bisa memberikan lebih banyak kepada keluarga dan mungkin bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain yang membutuhkan.

“ untuk bantuan dari Pemerintah Kota Surabaya, pernah diberikan sebuah motor roda 3 oleh Pak Erik Cahyadi langsung, untuk digunakan sebagai transportasi pribadi saat bekerja sebagai penjual koran, ujar Ketua RT setempat.

Mamat yang merupakan anak ke-10 dari 11 bersaudara kandung, memiliki hobby memelihara berbagai jenis burung yang unik yang dipeliharanya di depan rumah, dan selalu bermain dengan burung peliharanya sebagai hiburan bagi dirinya ketika sedang tidak bekerja atau libur.

Baginya hidup bukan hanya tentang materi akan tetapi hidup adalah bagaimana kita bisa membahagiakan orang tua kita dan selalu bersyukur kepada Tuhan atas apa yang telah diberikan kepada kita.

Hingga saat ini Mamat masih aktif bekerja sebagai penjual koran, dan terus berharap mendapatkan pekerjaan yang bisa memberikanya uang yang jauh lebih cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya saat ini.

“ saya sebenarnya tidak tega mas membiarkan adik kandung saya bekerja sebagai penjual koran, dalam kondisi fisik yang tidak lengkap sejak lahir akan tetapi Mamat memang sejak usia 15 tahun sudah diajak oleh temanya untuk berjualan koran, dan pada ahkirnya Mamat meminta izin dari sang ibu untuk bekerja sebagai penjual koran untuk membantu ekonomi keluarga pada saat itu, ujar Siti sebagai kakak kandung Mamat”.

“ saya bangga punya anak seperti Mamat meskipun kondisi fisiknya yang masih terbatas tapi dia rela berjuang demi mencari nafkah , saya berharap suatu saat Mamat diberikan pekerjaan layak dan penghasilan yang lebih baik untuk di masa yang akan datang, ujar sang Ibu kandung Mamat”.

Menjadi penjual koran bukanlah pekerjaan yang mudah, terlebih dengan semakin berkembangnya teknologi yang membuat banyak orang beralih membaca berita secara digital. Namun, Mamat tetap bertahan dengan pekerjaannya. Ia percaya bahwa masih ada orang-orang yang setia membaca koran cetak, terutama kalangan lanjut usia yang tidak terbiasa dengan teknologi.

“Saya menyadari bahwa dunia sudah berubah, tetapi saya yakin bahwa setiap orang punya tempatnya masing-masing. Saya selalu berusaha memberikan layanan terbaik kepada pelanggan saya,” kata Mamat dengan penuh keyakinan. Semangat hidup yang pantang menyerah. Dalam keterbatasannya, ia mampu menunjukkan bahwa dengan tekad dan kerja keras, tidak ada hal yang tidak mungkin dicapai.

Mamat bukan hanya seorang penjual koran, tetapi juga pahlawan inspiratif bagi keluarganya. Melalui perjuangannya, Mamat mengajarkan kita semua bahwa setiap individu, apapun kondisinya, memiliki potensi untuk mencapai keberhasilan dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya.

Comments

Popular posts from this blog

Di balik Selembar Koran

Surabaya - Di tengah hiruk-pikuk kota besar, terdapat sosok yang menginspirasi banyak orang dengan semangat untuk usaha dan kerja keras seorang loper koran yang berjuang demi menyambung hidup. Suliyah Simawati merupakan loper lansia yang berusia 66 tahun, tidak hanya dikenal sebagai penyampai berita dari satu rumah ke rumah lainnya, tetapi juga sebagai penjual penyetan. Kampung Dinoyo Sekolahan gang V menjadi saksi bisu dari betapa keras usaha dan perjuangan Suliyah Simawati (66) untuk bangun pagi dan menjalankan pekerjaannya sebagai loper koran.  Suliyah Simawati mendahului terbitnya matahari untuk membuka mata. Pada pukul 04.00 pagi, ia sudah bersiap untuk melakukan aktivitas sehari-harinya. Sebagai ibu lansia dengan empat cucu yang tinggal bersamanya dari titipan kedua anaknya, Suliyah tetap penuh semangat. Setelah menyelesaikan pekerjaan sebagai loper koran, ia kembali ke rumah untuk beristirahat sejenak sebelum mempersiapkan dagangan penyetan yang akan dijualnya di siang hari....

Terbengkalainya 3 Mall di Surabaya

Surabaya - Beberapa pusat perbelanjaan di Surabaya, yang dulunya menjadi destinasi favorit masyarakat, kini tampak sepi pengunjung. Surabaya Town Square, Marvel City Mall, dan Lenmarc Mall adalah beberapa contoh mal yang kini mengalami penurunan jumlah pengunjung yang signifikan. Surabaya Town Square, atau yang dikenal dengan sebutan Sutos, pernah menjadi mal paling hits di kalangan anak muda Surabaya. Namun, seiring berjalannya waktu, mal ini mulai ditinggalkan oleh pengunjungnya. Kondisi ini menyebabkan sejumlah tenant memilih untuk menutup usahanya, sehingga menambah kesan sepi di dalam mal tersebut. Pasangan Grace Lauren dan David James, yang rutin berkunjung ke Sutos, mengungkapkan bahwa mereka ke Sutos seminggu dua kali hanya untuk jogging memanfaatkan jogging track yang ada. “Kami ke Sutos seminggu dua kali hanya untuk jogging. Mungkin fasilitasnya bisa diperluas, jogging track-nya dibuat lebih baik lagi, dan tempat ganti juga perlu diperbaiki,” ujar Grace. Marvel City Mall, yan...

Makanan Diet Warung Bu Roby: Bukti Makanan Sehat dan Bergizi Tidak Harus Mahal

  On The News – 24/05/2024, 11.40 WIB  Penulis: Teresa Wale Editor Amelia Cornelia Surabaya, OTNews - Warung sederhana yang menyajikan menu bergizi, Bu Roby ini terkenal dengan menu-menu dietnya yang sehat dan ramah di kantong.  Berlokasi di Jalan Dharmahusada Indah Barat III Nomor 70, Surabaya, Warung Bu Roby menjadi pilihan bagi mereka yang ingin menjaga pola makan dan sedang menjalani program diet. Meskipun terkesan sederhana. Menu-menu di Warung Bu Roby ditargetkan khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi para olahragawan yang ingin menjaga pola makan sehat. Lokasi warung yang strategis, berdekatan dengan pusat olahraga, menjadikan para olahragawan dan individu yang peduli dengan kesehatan sebagai pelanggan utamanya. Bu Roby, sang pemilik warung, memiliki filosofi unik dalam meracik menu makanannya. "Dari 2004 jualan di sini. Kebanyakan yang beli orang-orang yang nge-gym, binaragawan, atau orang-orang yang diet. Sengaja buka di depan Atlas gym ini karena dulu,...