Skip to main content

Liga Persebaya 2024 : Wadah Atlet Sepak bola kota Surabaya


Surabaya, 17 Mei 2024 - Liga Persebaya 2024 resmi dimulai pada 25 Mei 2024 dan berakhir pada bulan Desember. Bertempat di dua lapangan yang terletak di Sidoarjo yaitu, Lapangan Angkasa Pura dan Lapangan Brigif 2. “Tujuan dari kompetisi ini untuk pembinaan talenta usia muda dan mencetak pemain muda untuk Persebaya.” ujar Supriono, ketua panitia Liga Persebaya 2024.

“Terdiri dari 20 klub, terdapat jenjang kompetisi usia KU-14, KU-16, dan KU-17+ atau senior tetapi ada batasan umur untuk senior yaitu 23 tahun.” ujar pria berumur 63 tahun. 20 klub internal ini berasal dari berbagai wilayah di Surabaya dan sekitarnya, membawa semangat tinggi untuk berkompetisi dan meraih prestasi. Pembagian kelompok usia dilakukan untuk memastikan pengembangan sesuai dengan tahap pertumbuhan dan penyesuaian kelompok umur kompetisi untuk jenjang selanjutnya.


Selama pelaksanaan liga, proses scouting dilakukan dengan ketat untuk menemukan pemain-pemain berbakat yang nantinya akan dipilih untuk mewakili Persebaya di kompetisi nasional. Apresiasi terhadap talenta-talenta muda ini tidak hanya berhenti pada pemberian trofi atau medali, tetapi juga memberikan mereka kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka di panggung yang lebih besar. “Apresiasi kita untuk yang juara kita kasih reward tetapi pemain yang terpilih untuk mewakili Persebaya itu melalui proses scouting.” ujar Supriono. 

Liga Persebaya telah terbukti menjadi sumber talenta bagi sepak bola Surabaya hingga Indonesia. Beberapa pemain bintang nasional, seperti Rizky Ridho dan Marselino Ferdinan memulai karir mereka di liga internal Persebaya. Kedua pemain tersebut yang kini menjadi pilar Timnas Indonesia adalah contoh sukses dari pembinaan muda melalui Liga Persebaya. “Banyak sebetulnya hasil binaan dari sini, kalau memang pemain itu bagus pasti akan berjenjang.” ujar ketua panitia Liga Persebaya 2024.


Salah satu pelatih tim peserta KU-16 juga menyampaikan kepuasannya terhadap kompetisi ini. Menurutnya Liga Persebaya ini memberikan jam terbang untuk mengasah kemampuan teknis dan mental para pemain muda. “Liga Persebaya selalu ada perbaikan dari tahun-tahun kemarin. Secara jam permainan dan jadwal sudah bagus semuanya, sekarang sudah seperti Liga 1. Mantap Liga Persebaya!” ujar Lukman, pelatih tim PSAL KU-16.

“Sebenarnya saya malu mas, kita menggunakan nama kompetisi Liga Persebaya tapi mainnya di Sidoarjo” ujar Supriono. Pelaksanaan Liga Persebaya sedikit ternodai oleh kekecewaan karena harus diadakan di Sidoarjo. Kendala ketidakjelasan dari pihak pemkot Surabaya untuk izin menyewa lapangan di Surabaya membuat panitia terpaksa memindahkan lokasi pertandingan.


Liga Persebaya 2024 tidak hanya menjadi panggung bagi para pemain muda, tetapi juga menjadi sarana untuk meningkatkan kecintaan masyarakat Surabaya terhadap sepak bola.  Meskipun harus bermain di Sidoarjo antusiasme para pemain tetap tinggi dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, Liga Persebaya diharapkan terus berlanjut dan berkembang, membawa semangat baru dan prestasi gemilang bagi sepak bola Indonesia.


Comments

Popular posts from this blog

Terbengkalainya 3 Mall di Surabaya

Surabaya - Beberapa pusat perbelanjaan di Surabaya, yang dulunya menjadi destinasi favorit masyarakat, kini tampak sepi pengunjung. Surabaya Town Square, Marvel City Mall, dan Lenmarc Mall adalah beberapa contoh mal yang kini mengalami penurunan jumlah pengunjung yang signifikan. Surabaya Town Square, atau yang dikenal dengan sebutan Sutos, pernah menjadi mal paling hits di kalangan anak muda Surabaya. Namun, seiring berjalannya waktu, mal ini mulai ditinggalkan oleh pengunjungnya. Kondisi ini menyebabkan sejumlah tenant memilih untuk menutup usahanya, sehingga menambah kesan sepi di dalam mal tersebut. Pasangan Grace Lauren dan David James, yang rutin berkunjung ke Sutos, mengungkapkan bahwa mereka ke Sutos seminggu dua kali hanya untuk jogging memanfaatkan jogging track yang ada. “Kami ke Sutos seminggu dua kali hanya untuk jogging. Mungkin fasilitasnya bisa diperluas, jogging track-nya dibuat lebih baik lagi, dan tempat ganti juga perlu diperbaiki,” ujar Grace. Marvel City Mall, yan...

Bank Sampah Induk Surabaya Mengajak Warga dan Anak Sekolah untuk Peduli Lingkungan dan Mengubah Sampah Menjadi Rupiah.

Surabaya, On The News – Bank Sampah Induk Surabaya, kembali mengajak warga dan anak sekolah untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Program menabung sampah yang dapat ditukarkan rupiah ini merupakan solusi bagi warga Surabaya. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik, serta memberikan manfaat ekonomi bagi warga.      Dalam kegiatan menabung sampah, Bank Sampah Induk Surabaya bekerja sama dengan berbagai sekolah dan komunitas di Surabaya untuk melakukan sosialisasi mengenai pentingnya memilah sampah sejak dari rumah. Melalui program ini, warga diajak untuk membawa sampah yang sudah dipilah ke bank sampah untuk ditimbang dan dinilai. Sampah yang memiliki nilai ekonomi, seperti kertas, plastik, dan logam, dapat ditukarkan dengan sejumlah uang.      Antusiasme warga dan siswa sekolah terhadap program ini terlihat dari banyaknya partisipan yang hadir dan membawa sampah untuk ditukarkan. Sa...
  Kisah Edi Riyanto, Polisi Cepek Kostum Bola : Berawal dari hobi berubah jadi inovasi Keisya Natalia Putri Senda - Sabtu, 15 Juni 2024 | 10:36  One The News, Surabaya - Edi Riyanto seorang polisi cepek berpenampilan unik dan nyentrik kerap menampilkan dirinya di depan Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Sutomo Surabaya dengan menggunakan atribut layaknya pemain sepak bola yang digunakan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Julukan polisi cepek ini sendiri diartikan sebagai orang yang membantu orang maupun kendaraan untuk menyebrang jalan dan menertibkan kendaraan saat terjadi kepadatan. Diketahui Edi Riyanto telah menekuni pekerjaannya sebagai polisi cepek sejak tahun 2010 saat musim piala dunia.  Kala itu, Edi Riyanto yang masih bekerja sebagai seorang buruh pabrik mengaku dirinya terinspirasi setelah melihat tayangan sepak bola di musim piala dunia. Kemudian Edi memutuskan untuk berhenti bekerja menjadi buruh pabrik dan beralih menjadi polisi cepek. Dari situ, Edi mulai me...