Skip to main content

Malaikat Tidak Bersayap

Bu Trisna pengasuh Panti Asuhan Muhammadiyah Medokan Surabaya. (OTNews/ Pinky Aurelia).


Surabaya, 19 Juni 2024 - Tetesan air mata nya terus mengalir saat dibubuhi pertanyaan apa yang paling berkesan saat menjadi pengasuh. Di matanya, tersirat lautan cerita “yang paling berkesan sama si kecil ini.. dia kan kelainan darah putih. jadi saya diserahi dari bayi. sekarang udah 2 tahun. tapi alhamdulillah anaknya ga sakit sakitan. karna mama nya tiap sebulan sekali transfusi darah kena thalasemia mayor, dan ini thalasemia beta.seperti anak sendiri.. kemana mana cari saya” ucap dari sosok “Malaikat Tak Bersayap” tersebut dengan suara yang bergetar. 

“Malaikat” sering kali lekat dengan makhluk ciptaan tuhan yang suci. Bu Trisna sosok pengasuh di Panti Asuhan Muhammadiyah Medokan Surabaya, cocok menyanjung gelar tersebut.

“disini ada sekitar 42 anak” imbuh pak adam. selaku kepala administrasi di panti tersebut. Seringai ke 42 anak-anak di panti ini tak jarang membuat orang yang berkunjung ingin mengadopsi mereka. Namun, anak-anak yang berada di Panti Asuhan Muhammadiyah Medokan Surabaya ini tidak dapat diadopsi. “Tidak bisa diadopsi, disini hanya khusus pengasuhan saja” jelas pak Adam. 

Tak kenal lelah dan tanpa pamrih menjalankan pekerjaanya. bu trisna adalah salah satu dari 8 pengasuh di panti asuhan tersebut. Selama 5 tahun sudah ia menjadi pengasuh anak-anak yatim piatu. “Umur sudah tua ya, jadi untuk tabungan di akhirat” jawab wanita paruh baya tersebut. 

Dercak kaki dan gelak tawa serta tangis 42 anak terdengar jelas di lorong panti asuhan tersebut. Lorong tersebut adalah saksi para malaikat tak bersayap menjalankan tugas mulia nya. Bu Trisna tidak hanya menjadi seorang pengasuh, namun sosoknya berusaha menjadi orangtua dari 45 anak tersebut. “ya sudah kita anggap anak sendiri.. kerja dari hati..” ucap bu Trisna.

Saat fajar belum juga tiba, namun bu trisna sudah terjaga dari tidurnya untuk beraksi di singgasana dapurnya dan memastikan para buah hatinya dapat menimba ilmu dengan perut yang tidak kosong. Ia menabur cinta dalam setiap langkahnya. 

Berbagi kasih kepada 42 anak, namun kasih dan sayangnya tidak pernah surut “disini tidur 1 kamar 6 anak. kadang-kadang satu dielus- elus tidur. tapi gabisa bareng gimana ya.. kalo ada yang sakit itu kita nemenin disampingnya..” Menjaga dan mendidik dengan tulus ikhlas, Menjadi pelindung bagi anak-anak yang rindu kasih adalah sosok bu Trisna. 

Kesabaran, keikhlasan dan ketabahan yang dari hati merupakan syarat dari proses seleksi yang dijalani menjadi pengasuh di panti asuhan. 3 hal tersebut tergambar oleh cara bu Trisna menyandang setiap pekerjaanya. “kayaknya hidup semakin mulia.. berkah gitu” kata bu trisna. Hati lapangnya seluas samudera tegambar dari setiap kata yang terucap dari bu Trisna. 

“Momen yang sedih itu kalau tidur, anak-anak yang lain bisa tidur sama orang tuanya. tapi kalau disini tidurnya bareng-bareng. satu kasur bisa ber 5 sampai ber 6” ucap bu Trisna. Ketulusan hati bu trisna untuk anak-anak nya terlihat jelas. Air matanya berbicara lebih keras dari bibirnya. Sorot matanya terlihat penuh dengan ketulusan dan keikhlasan.dia menyejukkan hati-hati yang gersang. bu Trisna sang ‘Malaikat Tak Bersayap’.






 


Comments

Popular posts from this blog

Harapan Kehidupan dari Sebuah Koran

Harapan kehidupan dari sebuah koran On The News – 31/05/2024, 09:41 Penulis : Hindarko Gondo Widjaja SURABAYA, On The News - Di bawah terik matahari dengan cuaca panas di Jalanan Kota Surabaya, ada seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Namanya Mamat,seorang penjual koran berusia 35 tahun. Takdir memberinya tubuh yang berbeda, tapi semangatnya tak pernah pudar. Mamat, dengan senyumnya yang tulus dan tekad hidup yang bulat, setiap hari di balik tatapan matanya yang teduh, tersembunyi sejuta kisah perjuangan. Banyak keluh kesah yang harus ia lewati, hanya kesabaran yang menuntun setiap langkahnya. Karena keluarganya bukan dari keluarga yang mampu, Mamat harus pasrah menerima keadaan ayahnya meninggal sejak ia masih kecil, sedangkan ibunya hanyalah tukang pijat. Setiap lembar koran yang terjual adalah bukti keteguhan hati, perjuangan untuk ibunda tercinta yang saat ini terbaring lemah melawan sakit. Untuk membantu ekonomi keluarga, Mamat bekerja sebagai penjual koran di jalan kertajaya Suraba...

Tren Beralih ke Vape dan Pod Picu Lonjakan Smoking Chain

Tren Beralih ke Vape dan Pod Picu Lonjakan Smoking Chain Beraksi.com – 06/06/2024, 10:35 Penulis : Natasha Tanjung SURABAYA, Beraksi.com - Di tengah perubahan gaya hidup dan budaya, fenomena smoking chain menjadi sorotan. Smoking chain, mencerminkan peningkatan penggunaan rokok dan vape di masyarakat. Pola konsumsi nikotin kini tidak hanya terbatas pada usia dewasa, namun merambah kalangan remaja. Bagi perokok aktif, Rokok dan vape bukan hanya nikmat, tetapi juga menjadi pelarian dari tekanan dan rasa Lelah. CF (19), seorang mahasiswa Surabaya, mengaku mulai merokok sejak kelas 2 SMA dan telah menggunakan vape selama satu tahun terakhir. Awalnya, ia mencoba vape milik temannya dan kemudian tertarik untuk mengonsumsinya. Meski menyadari memiliki dampak buruk, Ia tetap mengonsumsi rokok dan vape dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam pengalamannya, perubahan yang ia rasakan dari merokok, yaitu nafasnya yang lebih terasa lelah. CF mengaku menggunakan rokok dan vape sebagai pelarian ketika ...

Binar Pelita Senja yang Senantiasa Menjaga Warisan Budaya

SURABAYA - “Di mana pun kamu berdiri, di situlah kamu memiliki beban dan tanggung jawab,” ucap pria paruh baya tersebut. Mata sayunya masih menunjukkan tekad kuat seolah api bersemayam di dalamnya. Kepala yang bersih dari semrawut rambut, dipadu kaos putih dan celana hitam, kalung menjuntai, serta tas selempang coklatnya setia bertengger di bahu. Hanya butuh dua belokan singkat dari Kapasan Dalam, sampailah di kediaman sang Sejarah Hidup Kampung Pecinan Surabaya, Dony Djhung. Sejak muda, pria berusia 73 tahun itu menyukai barang kuno yang katanya mengandung banyak sejarah. Dari situlah ia terus mengasah keingintahuannya hingga budaya Pecinan merasuk penuh dalam jiwanya. Masa senja Dony, ia habiskan untuk berdedikasi kepada kampung tempat tinggalnya tersebut.  Cara membantunya tergolong mudah, tinggal menjawab rasa penasaran dari orang yang berkunjung. Setelahnya, ia akan membawa mereka untuk berwisata Kampung Pecinan di Kapasan Dalam, bahkan hingga ke daerah Jembatan Merah jika wak...