Skip to main content

PERJUANGAN EDI SUYANTO JURU PARKIR LIAR DAN PETUGAS KEBERSIHAN DI TENGAH KESULITAN EKONOMI KOTA SURABAYA



Surabaya - Di balik hiruk-pikuk kota Surabaya terdapat sosok Edi Suyanto seorang juru parkir liar dan petugas kebersihan yang telah bekerja tanpa lelah selama lebih dari sepuluh tahun. Edi yang kini berusia 46 tahun merupakan warga asli Surabaya dengan darah setengah Madura.

Edi telah bekerja di Indomaret Point Mojopahit yang terletak di Jl. Mojopahit No.1, Keputran, Kec. Tegalsari, Surabaya, Jawa Timur. Edi Suyanto seorang pekerja keras yang tak kenal lelah, telah berprofesi sebagai juru parkir liar dan petugas kebersihan di Indomaret Point Mojopahit. Edi mengabadikan dirinya untuk menjaga keamanan kendaraan para pengunjung, terutama mahasiswa dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

Selama lebih dari sepuluh tahun, Edi telah bekerja sebagai juru parkir liar untuk memastikan kendaraan para pengunjung aman dari pencurian. Edi juga bekerja sebagai petugas kebersihan di minimarket tersebut. Pekerjaan ini Edi jalani setiap sore hingga malam hari. “Saya kerjanya dari jam 4 sore sampai minimarket tutup cuma buat jaga keamanan motor pengunjung biar ga hilang,”jelasnya.

Edi bekerja setiap hari dari pukul 4 sore hingga minimarket tutup. Pagi harinya ia bekerja sebagai buruh proyek dengan upah harian sebesar Rp. 80.000. Pada sore hari ia melanjutkan pekerjaannya sebagai juru parkir dengan pendapatan tambahan sekitar Rp. 60.000 hingga Rp. 70.000.

Edi mengungkapkan bahwa situasi pandemi COVID-19 telah memperburuk kondisi ekonomi. “Sebelumnya bisa dapat Rp. 250.000 sehari, sekarang Rp.100.000 saja sulit”, ujarnya. Namun, Edi tetap optimis dan berusaha menjalani setiap harinya dengan penuh semangat.

Lokasi ini selalu ramai oleh pengunjung. Terutama mahasiswa yang parkir di sana. Alasan Edi bekerja sebagai juru parkir liar dan petugas kebersihan adalah untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. “Saya cuma ga punya kerjaan lain, ini buat bayar kosan dan makan keluarga,”ungkap Edi. Meskipun pekerjaan ini sering dipandang sebelah mata, Edi tetap menjalaninya dengan tekun karena ia tahu betapa pentingnya peran dan tanggungjawab yang ia lakukan.

Sebagai juru parkir liar dan petugas kebersihan, Edi tidak memiliki banyak pilihan pekerjaan karena keterbatasan pendidikan. “Ijazah saya cuma sampai SD, sekarang kerjaan semua pakai ijazah SMA, SMK, S1,”katanya. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat Edi untuk terus bekerja keras demi masa depan keluarganya.

Dalam kesehariannya, Edi selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada pengunjung. “Yang penting motor aman, orang belanja nyaman,”tuturnya. Edi juga menjalin hubungan baik dengan para pelanggan dan manajer minimarket, sehingga tercipta suasana kerja yang harmonis.

Edi mendapatkan upah dari pengunjung yang parkir secara sukarela. “Orang ngasih ya alhamdulillah, ga ngasih ya bersyukur aja,”ujarnya. Meskipun upahnya tidak tetap, Edi tetap bersyukur dan tidak pernah memaksa pengunjung untuk membayar. Baginya, yang terpenting adalah keamanan kendaraan pengunjung dan kebersihan lingkungan.

Selama lebih dari sepuluh tahun, Edi tidak pernah menerima keluhan dari pengunjung. “Ga ada komplain, semua anak kampus juga ga pernah komplain,”katanya. Edi menjalankan pekerjaannya dengan penuh tanggung jawab, membantu mengeluarkan motor dan menyebrangkan pengunjung dengan senyuman. Kisah Edi Suyanto adalah potret nyata perjuangan hidup seorang pekerja informal di tengah gemerlap kota Surabaya. Dengan ketulusan hati dan kerja keras, Edi terus berjuang demi kesejahteraan keluarganya. Memberikan contoh bahwa dalam setiap profesi ada kehormatan dan nilai yang patut dihargai.


Comments

Popular posts from this blog

Terbengkalainya 3 Mall di Surabaya

Surabaya - Beberapa pusat perbelanjaan di Surabaya, yang dulunya menjadi destinasi favorit masyarakat, kini tampak sepi pengunjung. Surabaya Town Square, Marvel City Mall, dan Lenmarc Mall adalah beberapa contoh mal yang kini mengalami penurunan jumlah pengunjung yang signifikan. Surabaya Town Square, atau yang dikenal dengan sebutan Sutos, pernah menjadi mal paling hits di kalangan anak muda Surabaya. Namun, seiring berjalannya waktu, mal ini mulai ditinggalkan oleh pengunjungnya. Kondisi ini menyebabkan sejumlah tenant memilih untuk menutup usahanya, sehingga menambah kesan sepi di dalam mal tersebut. Pasangan Grace Lauren dan David James, yang rutin berkunjung ke Sutos, mengungkapkan bahwa mereka ke Sutos seminggu dua kali hanya untuk jogging memanfaatkan jogging track yang ada. “Kami ke Sutos seminggu dua kali hanya untuk jogging. Mungkin fasilitasnya bisa diperluas, jogging track-nya dibuat lebih baik lagi, dan tempat ganti juga perlu diperbaiki,” ujar Grace. Marvel City Mall, yan...
  Kisah Edi Riyanto, Polisi Cepek Kostum Bola : Berawal dari hobi berubah jadi inovasi Keisya Natalia Putri Senda - Sabtu, 15 Juni 2024 | 10:36  One The News, Surabaya - Edi Riyanto seorang polisi cepek berpenampilan unik dan nyentrik kerap menampilkan dirinya di depan Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Sutomo Surabaya dengan menggunakan atribut layaknya pemain sepak bola yang digunakan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Julukan polisi cepek ini sendiri diartikan sebagai orang yang membantu orang maupun kendaraan untuk menyebrang jalan dan menertibkan kendaraan saat terjadi kepadatan. Diketahui Edi Riyanto telah menekuni pekerjaannya sebagai polisi cepek sejak tahun 2010 saat musim piala dunia.  Kala itu, Edi Riyanto yang masih bekerja sebagai seorang buruh pabrik mengaku dirinya terinspirasi setelah melihat tayangan sepak bola di musim piala dunia. Kemudian Edi memutuskan untuk berhenti bekerja menjadi buruh pabrik dan beralih menjadi polisi cepek. Dari situ, Edi mulai me...
  Kehebohan Surabaya Vaganza 2024 : Pawai yang ditunggu-tunggu Keisya Natalia Putri Senda - Rabu, 12 Juni 2024 | 19:30 WIB On The News, SURABAYA -  Menjelang acara Surabaya Vaganza yang jatuh di tanggal 26 Juni 2024 tampak sejumlah pawai yang turut meriahkan hari ulang tahun kota Surabaya ke-731. Unik, nyentrik, jenaka menjadi ciri khas pawai dalam acara ini. Sejumlah perusahaan dan universitas menampilkan acara pawai dengan kendaraan berhiaskan bunga aneka warna, peraga busana dengan tampilannya yang heboh, dan penampilan parade drumband dari Politeknik Pelayaran Surabaya (PP). Pawai ini digelar mulai pukul 13.00 WIB bermula dari Jalan Gubernur Suryo melintas sampai ke jalan Tunjungan dengan diiringi oleh musik kencang di setiap kendaraan pawai.  Seperti tahun sebelumnya, Surabaya Vaganza tak pernah lepas dari pameran pawai yang meriah hingga akhirnya menjadi simbolik utama di setiap acara Surabaya Vaganza. Tak heran jika di setiap acara Surabaya Vaganza selalu ada pawai...