Skip to main content

Tak Dilanjutkan, Pembayaran Qris Hanya Sampai Tahap Uji Coba di Jalan Tunjungan Surabaya

Tak Dilanjutkan, Pembayaran Qris Hanya Sampai Tahap Uji Coba di Jalan Tunjungan Surabaya

C:\Users\Asus\AppData\Local\Packages\5319275A.WhatsAppDesktop_cv1g1gvanyjgm\TempState\55743CC0393B1CB4B8B37D09AE48D097\Gambar WhatsApp 2024-06-04 pukul 09.59.51_35fb20b1.jpg

Scan barcode pembayaran parkir Qris di Jalan Tunjungan, Sabtu (25/05). (Foto: Monika Pramusti)

WM News – Pembayaran parkir melalui Qris di Jalan Tunjungan Surabaya ini secara sah dibatalkan, pembayaran ini hanya sampai tahap uji coba. Pembayaran parkir melalui Qris memiliki dampak yang positif dan negatif bagi pengunjung maupun juru parkir.

“Pembayaran parkir melalui Qris ini dibatalkan, karena sistem pembayarannya lama dan jadi ribet apalagi kalau lagi ramai jadi makin lama dan ribet sistem parkirnya jadi sistem Qris itu hanya sampai tahap uji coba selama 2 minggu” ujar Dori (37) juru parkir di Jalan Tunjungan.

Juru parkir di Jalan Tunjungan sangat mendukung pembayaran parkir ini melalui tunai, karena sistem pembayaran maupun penataan parkir menjadi lebih cepat. Hal ini tercermin pada saat beberapa waktu yang lalu yaitu para juru parkir di Jalan Tunjungan Surabaya menolak sistem Qris ini.

Sistem pembayaran Qris ini menjadikan sistem parkir menjadi lebih lambat dan dapat mengganggu arus lalu lintas dan tidak semua pengunjung memiliki alat pembayaran Qris untuk mengakses sistem pembayaran tersebut.

Dori yang pekerjaan utamanya sebagai tukang bangunan ini juga menyebutkan bahwa ada beberapa pengunjung yang mengeluhkan terkait sistem pembayaran melalui Qris ini, yaitu semakin ribet dan semakin lama pada saat diberlakukan tahap uji coba yang telah dilakukan pengujian selama 2 minggu.

Sistem Qris ini tidak hanya dikeluhkan oleh juru parkir saja, tetapi juga ada pengunjung yang mengeluhkan terkait sistem pembayaran melalui Qris ini.

“Saya lebih suka dengan sistem pembayaran tunai, karena kan tidak semua orang paham akan sistem Qris ini termasuk saya. Sistem pembayaran ini juga makin ribet dan lebih lama waktunya dibandingkan pembayaran tunai dan lagian orang-orang tidak selalu memiliki paket data internet, sedangkan sistem pembayaran melalui Qris ini harus memiliki paket data internet” ujar Ica (25) selaku pengunjung di Jalan Tunjungan Surabaya.

Sistem pembayaran Qris ini ternyata juga membuat pengunjung di Jalan Tunjungan ini semakin kesusahan, karena sistem pembayaran Qris membutuhkan akses paket data internet untuk dapat menggunakannya dan tidak semua orang memahami akan sistem Qris tersebut. 

Oleh sebab itu, petugas dinas perhubungan (dishub) dan pemerintah membatalkan sistem pembayaran parkir melalui Qris di Jalan Tunjungan Surabaya ini. Namun, petugas dishub dan pemerintah semakin memperketat peraturan kepada para juru parkir yaitu sistem setoran kepada koordinator juru parkir harus rutin, karena setoran dari parkir ini merupakan salah satu pendapatan asli daerah (PAD) yang diperoleh daerah melalui pungutan-pungutan berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 

Untuk memastikan keamanan setoran parkir ini, koordinator juru parkir akan menagih kepada para juru parkir setiap hari yang diawasi oleh petugas dishub dan disetorkan kepada pemerintah setiap minggu.


Comments

Popular posts from this blog

Harapan Kehidupan dari Sebuah Koran

Harapan kehidupan dari sebuah koran On The News – 31/05/2024, 09:41 Penulis : Hindarko Gondo Widjaja SURABAYA, On The News - Di bawah terik matahari dengan cuaca panas di Jalanan Kota Surabaya, ada seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Namanya Mamat,seorang penjual koran berusia 35 tahun. Takdir memberinya tubuh yang berbeda, tapi semangatnya tak pernah pudar. Mamat, dengan senyumnya yang tulus dan tekad hidup yang bulat, setiap hari di balik tatapan matanya yang teduh, tersembunyi sejuta kisah perjuangan. Banyak keluh kesah yang harus ia lewati, hanya kesabaran yang menuntun setiap langkahnya. Karena keluarganya bukan dari keluarga yang mampu, Mamat harus pasrah menerima keadaan ayahnya meninggal sejak ia masih kecil, sedangkan ibunya hanyalah tukang pijat. Setiap lembar koran yang terjual adalah bukti keteguhan hati, perjuangan untuk ibunda tercinta yang saat ini terbaring lemah melawan sakit. Untuk membantu ekonomi keluarga, Mamat bekerja sebagai penjual koran di jalan kertajaya Suraba...

Tren Beralih ke Vape dan Pod Picu Lonjakan Smoking Chain

Tren Beralih ke Vape dan Pod Picu Lonjakan Smoking Chain Beraksi.com – 06/06/2024, 10:35 Penulis : Natasha Tanjung SURABAYA, Beraksi.com - Di tengah perubahan gaya hidup dan budaya, fenomena smoking chain menjadi sorotan. Smoking chain, mencerminkan peningkatan penggunaan rokok dan vape di masyarakat. Pola konsumsi nikotin kini tidak hanya terbatas pada usia dewasa, namun merambah kalangan remaja. Bagi perokok aktif, Rokok dan vape bukan hanya nikmat, tetapi juga menjadi pelarian dari tekanan dan rasa Lelah. CF (19), seorang mahasiswa Surabaya, mengaku mulai merokok sejak kelas 2 SMA dan telah menggunakan vape selama satu tahun terakhir. Awalnya, ia mencoba vape milik temannya dan kemudian tertarik untuk mengonsumsinya. Meski menyadari memiliki dampak buruk, Ia tetap mengonsumsi rokok dan vape dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam pengalamannya, perubahan yang ia rasakan dari merokok, yaitu nafasnya yang lebih terasa lelah. CF mengaku menggunakan rokok dan vape sebagai pelarian ketika ...

Binar Pelita Senja yang Senantiasa Menjaga Warisan Budaya

SURABAYA - “Di mana pun kamu berdiri, di situlah kamu memiliki beban dan tanggung jawab,” ucap pria paruh baya tersebut. Mata sayunya masih menunjukkan tekad kuat seolah api bersemayam di dalamnya. Kepala yang bersih dari semrawut rambut, dipadu kaos putih dan celana hitam, kalung menjuntai, serta tas selempang coklatnya setia bertengger di bahu. Hanya butuh dua belokan singkat dari Kapasan Dalam, sampailah di kediaman sang Sejarah Hidup Kampung Pecinan Surabaya, Dony Djhung. Sejak muda, pria berusia 73 tahun itu menyukai barang kuno yang katanya mengandung banyak sejarah. Dari situlah ia terus mengasah keingintahuannya hingga budaya Pecinan merasuk penuh dalam jiwanya. Masa senja Dony, ia habiskan untuk berdedikasi kepada kampung tempat tinggalnya tersebut.  Cara membantunya tergolong mudah, tinggal menjawab rasa penasaran dari orang yang berkunjung. Setelahnya, ia akan membawa mereka untuk berwisata Kampung Pecinan di Kapasan Dalam, bahkan hingga ke daerah Jembatan Merah jika wak...