Skip to main content

Tantangan di Balik Asiknya Mengajar Ekstra MLBB

 Tantangan di Balik Asiknya Mengajar Ekstra MLBB

(Foto: Jessy Indrawan)

Muridnya yang terus bergumul membanding-bandingkan dirinya dengan temannya, mengenai rank yang dimilikinya bahkan lebih tinggi dari pada temannya yang mampu menembus seleksi penerimaan murid ekstra MLBB. Rasa iri hati muncul seketika saat mengetahui perihal tingkat rank, pak Aci 


——

BERMAIN adalah hal yang paling digemari dan disenangi setiap orang, Apalagi usia anak dan remaja. Ketika kegiatan bermainnya tidak lagi menjadi bahan omelan tetapi malah diakui sebagai permainan yang bisa disebut 'mendidik', betapa berbahagianya, itulah game Mobile Legend. Sementara orang tua sampai teriak kesal kepada anaknya yang disebut kecanduan main Mobile Legend, selain itu tanpa disadari, game Mobile Legend memupuk karakter ambisius dan menggiring murid-muridnya dalam persaingan. Mereka tak segan mematikan lawan dengan licik, memaki atau mengumpat dengan kasar. Lalu ditengah permasalahan ini SMA St. Louis 1 justru berdiri tegak dan menjadikan permainan ini dalam kegiatan ekstrakulikulernya. 

Arsihul Arfian atau yang akrab dipanggil Pak Aci (36), ia adalah pendamping ekstrakurikuler Mobile Legend SMA St. Louis 1 Surabaya yang telah berjuang sampai hadirnya ekstrakulikuler ini. Ia harus berjuang setengah mati untuk menunjukkan kepada semua orang dan untuk membuktikan kepada dunia bahwa pertimbangannya selama ini benar-benar menjadi  pilihan yang terbaik untuk sekolah. Pak Aci merasa gembira bisa mewadahi hobi anak didiknya secara positif dan mengarahkan mereka mengambil pengetahuan, ilmu serta skill dari game tersebut.

Tapi tak ada yang tau dibalik canda tawanya dan rasa bahagianya, ada rasa yang masih terus menjanggal di hatinya, rasa yang terus bergumul tentang perasaan setiap muridnya mengenai tingkat rank yang lebih rendah yang bisa lolos saat seleksi. Murid-murid mengukur kemampuan mereka dengan rank, maka saat tidak terpilih, muncul protes dan kecaman yang bersifat menuntut.

Rasa iri menguasai hati murid-murid, karena tidak semuanya masuk dan mereka membandingkan ranknya dengan teman yang lain. Tidak jarang ada murid yang kemudian menjadi marah dan tidak mau lagi mengikuti ekstra ini.

Hati Pak Aci benar-benar galau, tentu tersayat hatinya dengan adanyanya cibiran yang muncul dari muridnya, disini ia mencoba untuk menjelaskan bahwa jauh dalam hatinya sangat ingin menambah jumlah kapasitas murid yang mampu diterimanya, namun  ia juga harus jujur dan tegas akan keputusannya karena memang ia bertindak adil dan sesuai dengan kemampuan masing masing. 

Apakah perjuangannya ini sebuah langkah yang salah, apakah ia justru sedang menjerumuskan anak didiknya. Namun sebagai pendidik, Pak Aci mengerti akan arti profesionalisme. Jika ia sudah menemukan jawaban dari kegalauannya, ia tidak ragu lagi mengambil keputusan. Ekstra ini akan tetap lanjut. Hal persaingan justru akan mendewasakan murid-murid sejak dini. Murid yang merasa iri harus bisa diarahkan menjadi pribadi yang terpacu untuk mengejar ketertinggalan,  Pak Aci tetap bertekad untuk membuktikan bahwa Mobile Legends bisa menjadi kegiatan yang bermanfaat dan mendidik di sekolah.

Belajar menerima kekurangan dirinya dengan lapang dada juga menjadi pelajaran yang baik melalui MLBB ini.


Comments

Popular posts from this blog

Harapan Kehidupan dari Sebuah Koran

Harapan kehidupan dari sebuah koran On The News – 31/05/2024, 09:41 Penulis : Hindarko Gondo Widjaja SURABAYA, On The News - Di bawah terik matahari dengan cuaca panas di Jalanan Kota Surabaya, ada seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Namanya Mamat,seorang penjual koran berusia 35 tahun. Takdir memberinya tubuh yang berbeda, tapi semangatnya tak pernah pudar. Mamat, dengan senyumnya yang tulus dan tekad hidup yang bulat, setiap hari di balik tatapan matanya yang teduh, tersembunyi sejuta kisah perjuangan. Banyak keluh kesah yang harus ia lewati, hanya kesabaran yang menuntun setiap langkahnya. Karena keluarganya bukan dari keluarga yang mampu, Mamat harus pasrah menerima keadaan ayahnya meninggal sejak ia masih kecil, sedangkan ibunya hanyalah tukang pijat. Setiap lembar koran yang terjual adalah bukti keteguhan hati, perjuangan untuk ibunda tercinta yang saat ini terbaring lemah melawan sakit. Untuk membantu ekonomi keluarga, Mamat bekerja sebagai penjual koran di jalan kertajaya Suraba...

Tren Beralih ke Vape dan Pod Picu Lonjakan Smoking Chain

Tren Beralih ke Vape dan Pod Picu Lonjakan Smoking Chain Beraksi.com – 06/06/2024, 10:35 Penulis : Natasha Tanjung SURABAYA, Beraksi.com - Di tengah perubahan gaya hidup dan budaya, fenomena smoking chain menjadi sorotan. Smoking chain, mencerminkan peningkatan penggunaan rokok dan vape di masyarakat. Pola konsumsi nikotin kini tidak hanya terbatas pada usia dewasa, namun merambah kalangan remaja. Bagi perokok aktif, Rokok dan vape bukan hanya nikmat, tetapi juga menjadi pelarian dari tekanan dan rasa Lelah. CF (19), seorang mahasiswa Surabaya, mengaku mulai merokok sejak kelas 2 SMA dan telah menggunakan vape selama satu tahun terakhir. Awalnya, ia mencoba vape milik temannya dan kemudian tertarik untuk mengonsumsinya. Meski menyadari memiliki dampak buruk, Ia tetap mengonsumsi rokok dan vape dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam pengalamannya, perubahan yang ia rasakan dari merokok, yaitu nafasnya yang lebih terasa lelah. CF mengaku menggunakan rokok dan vape sebagai pelarian ketika ...

Binar Pelita Senja yang Senantiasa Menjaga Warisan Budaya

SURABAYA - “Di mana pun kamu berdiri, di situlah kamu memiliki beban dan tanggung jawab,” ucap pria paruh baya tersebut. Mata sayunya masih menunjukkan tekad kuat seolah api bersemayam di dalamnya. Kepala yang bersih dari semrawut rambut, dipadu kaos putih dan celana hitam, kalung menjuntai, serta tas selempang coklatnya setia bertengger di bahu. Hanya butuh dua belokan singkat dari Kapasan Dalam, sampailah di kediaman sang Sejarah Hidup Kampung Pecinan Surabaya, Dony Djhung. Sejak muda, pria berusia 73 tahun itu menyukai barang kuno yang katanya mengandung banyak sejarah. Dari situlah ia terus mengasah keingintahuannya hingga budaya Pecinan merasuk penuh dalam jiwanya. Masa senja Dony, ia habiskan untuk berdedikasi kepada kampung tempat tinggalnya tersebut.  Cara membantunya tergolong mudah, tinggal menjawab rasa penasaran dari orang yang berkunjung. Setelahnya, ia akan membawa mereka untuk berwisata Kampung Pecinan di Kapasan Dalam, bahkan hingga ke daerah Jembatan Merah jika wak...